Penulis : Sandya Azarine
Group of 20 atau yang biasa disingkat sebagai G20 adalah sebuah forum internasional yang beranggotakan 19 negara dan 1 organisasi internasional (Uni Eropa) yang merepresentasikan 60% populasi di dunia, 80% total dari GDP global, serta 75% dari ekspor global. G20 memiliki tujuan untuk bersama-sama berperan dalam mengamankan perkembangan dan kesejahteraan masa depan ekonomi global. Forum ini telah diselenggarakan secara rutin semenjak tahun 1999. Pada pelaksanaannya yang ke-23, Indonesia untuk pertama kalinya mendapatkan kesempatan sebagai pemegang mandat presidensi.
Presidensi adalah sebuah istilah khusus di dalam G20 yang digunakan untuk menyebutkan “tuan rumah”. Penyebutan tersebut disebabkan karena ketiadaan dari kantor sekretariat yang tetap selayaknya organisasi-organisasi internasional lain di G20 sehingga menyebabkan pemegang mandat presidensi setiap tahunnya selalu berganti secara bergilir. Dengan demikian, terhitung dari 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 nanti, Indonesia akan menjadi tuan rumah dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Sebagai masyarakat Indonesia yang kali ini negaranya berkesempatan untuk menjadi tuan rumah dari sebuah forum internasional, mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya penasaran. Kira-kira, apa saja keuntungan dan dampak yang akan dirasakan selama menjadi tuan rumah G20? Apakah akan berimplikasi positif kepada masyarakat atau hanya sebagai ajang kontestasi Indonesia di ranah internasional?
Mengutip dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, beliau menyatakan bahwa pelaksanaan G20 di Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan konsumsi domestik sebesar $190,2 juta dan juga menciptakan PDB $533 juta. Hal lain yang dinyatakan oleh Sri Mulyani adalah dengan diadakannya 150 pertemuan serta beberapa side events yang diadakan di 19 kota di Indonesia, maka lapangan pekerjaan sebesar 33.000 pekerjaan bagi masyarakat akan tercipta. Pernyataan dari Menkeu tersebut juga didukung oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah yang mengungkapkan hal serupa.
Menurut Ida Fauziyah, pendapatan dari tuan rumah G20 diperkirakan lebih dari 1,4 Triliun jika mengacu pada Presidensi sebelumnya, yakni Turki, Argentina, Tiongkok, dan Jepang. Sedangkan Airlangga Hartarto bahkan berani menyatakan bahwa manfaat ekonomi yang akan dirasakan oleh Indonesia dalam menjadi Presidensi G20 diperkirakan akan lebih besar daripada saat Indonesia menjadi tuan rumah dari pertemuan rutin tahunan IMF-World Bank pada 2018 yang lampau.
Masih berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengungkapkan bahwa akan banyak diadakan side events di samping pertemuan resmi G20 yang bertujuan untuk menambah jumlah delegasi dari negara lain maupun dari Indonesia sekaligus untuk menciptakan peluang usaha serta lapangan kerja bagi masyarakat.
Side events tersebut selain berperan menciptakan peluang kerja juga berperan untuk meningkatkan tingkat pariwisata serta memperkenalkan budaya ataupun destinasi menarik yang ada di Indonesia kepada para delegasi G20. Selain itu, acara sampingan yang dapat berbentuk pameran atau acara lain tersebut juga dapat menampilkan potensi kemajuan di Indonesia sehingga mendorong datangnya potensi investasi di Indonesia.
#ThinkBigWithHnG