Penulis: Natalie Syaina
JAKARTA, HnG Insight – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan penerimaan pajak bruto menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Hingga 17 Maret 2025, penerimaan pajak bruto tercatat tumbuh 6,6 persen. Sri Mulyani berpendapat capaian ini menunjukkan adanya pemulihan signifikan dari kinerja penerimaan pajak di awal tahun yang mengalami penurunan.
“Jadi, dalam kurun waktu 17 hari, terjadi turn around, dari penerimaan bruto, yang sebelumnya negatif 3,8 persen pada akhir Februari menjadi positif 6,6 persen pada 17 Maret,” ungkap Sri Mulyani, dikutip Minggu (23/3/2025).
Namun, Sri Mulyani menegaskan kondisi penerimaan negara per akhir februari memang belum stabil. Salah satu alasannya adalah restitusi atau pengembalian lebih bayar pajak yang cukup besar. Imbasnya, tekanan pada penerimaan negara di awal tahun.
Sebagai informasi, penerimaan pajak hingga 28 Februari 2025 hanya mencapai Rp187,7 triliun atau 8,6 persen dari APBN 2025. Penerimaan tersebut turun drastis sebesar 30,19 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 269,02 triliun.
Di sisi lain, Wamenkeu Anggito Abimanyu juga menambahkan penerimaan pajak Januari-Februari 2025 memiliki pola musiman. Penerimaan cenderung turun setelah peningkatan pada bulan Desember, efek dari Natal dan Tahun Baru serta akhir tahun anggaran.
Adapun perlambatan penerimaan pajak turut dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas global. Beberapa harga komoditas utama mengalami penurunan yang signifikan, antara lain batu bara turun 11,8 persen, Brent turun 5,2 persen, dan nikel turun 5,9 persen.
“Penerimaan pajak Januari hingga Februari 2025 melambat dibandingkan tahun 2024 akibat harga komoditas,” jelas Anggito.
Cek berita dan artikel lainnya di sini