Penulis: Kurnia Sari
JAKARTA, HnG Insight – Penguatan pengelolaan kebijakan fiskal di tahun 2024 harus terus diperkuat di tengah tantangan geopolitik dan musim pemilu awal tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna ke-24 menyampaikan bahwa desain kebijakan fiskal tahun 2024 harus mendukung percepatan transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Hal ini kami lakukan dengan terus memperkuat pendapatan negara, memperbaiki belanja negara dan mengelola pembiayaan secara prudent, inovatif, dan berkelanjutan,” terang Sri Mulyani, dikutip Selasa (02/01/2024).
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membagi strategi kebijakan fiskal dalam RAPBN 2024 menjadi tiga jenjang, yakni jangka pendek, menengah, dan panjang.
Strategi jangka pendek difokuskan pada empat isu utama mengenai stabilitas harga, kemiskinan, penurunan prevalensi stunting, dan upaya peningkatan investasi.
Lebih lanjut, strategi kebijakan jangka menengah dan panjang difokuskan pada penguatan kualitas SDM, mendorong hilirisasi SDA, serta penguatan reformasi kelembagaan dan simplifikasi regulasi.
Pada kesempatan yang berbeda, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Deni Surjantoro membagi strategi dalam menghadapi tantangan geopolitik dan ekonomi pada 2024 menjadi tiga poin.
“Menjaga stabilitas ekonomi makro dengan merancang respons kebijakan secara hati-hati; dukungan fiskal yang tepat sasaran khususnya bagi kelompok rentan; serta terus membangun keberlanjutan pertumbuhan jangka panjang yang lebih kuat melalui reformasi struktural yang komprehensif,” tulis Deni dalam Siaran Pers Kementerian Keuangan, dikutip Selasa (02/01/2024).
Cek berita dan artikel lainnya di sini