Penulis: Natalie Syaina Abitta
JAKARTA, HnG Insight – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku penurunan jumlah penduduk kelas menengah tidak hanya terjadi di Indonesia namun menjadi masalah di semua negara.
Pandemi Covid-19 dan ekonomi global yang melambat sampai saat ini menjadi alasan turunnya jumlah kelas menengah.
“Problem terjadi hampir di semua negara karena ekonomi global turun semuanya, ada Covid-19 pada 2-3 tahun lalu mempengaruhi. Semua negara saat ini berada pada kesulitan yang sama,” ucap Jokowi, dikutip pada Senin (2/9/2024).
Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah dan proporsi kelas menengah Indonesia terus mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir. Pada tahun ini, proporsi kelas menengah mencapai 17,13% dari total populasi.
Adapun pada tahun 2019, proporsi kelas menengah mencapai 21,45% dari total populasi. Jumlah penduduk kelas menengah turun dari 57,33 juta pada tahun 2019 menjadi 47,85 pada tahun 2024.
“Kami mengidentifikasi masih ada scarring effect dari pandemi Covid-19 terhadap ketahanan kelas menengah,” jelas Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.
Penduduk dengan pengeluaran 3,5 kali hingga 17 kali garis kemiskinan dapat dikategorikan sebagai kelas menengah. Namun, kebanyakan penduduk kelas menengah memiliki pengeluaran yang hampir sama apabila dibandingkan dengan 3,5 kali garis kemiskinan.
Hal ini berdampak pada penurunan kelas menengah yang berpotensi turun kelas menjadi penduduk menuju kelas menengah. Pada tahun 2024, penduduk menuju kelas menengah meningkat menjadi 49,22% dari 48,2% pada tahun 2019.
Cek berita dan artikel lainnya di sini