Penulis: Natalie Syaina Abitta
JAKARTA, HnG Insight – Daya beli masyarakat dinilai masih kuat meski Indonesia alami deflasi selama 5 bulan berturut-turut.
Kemenko Perekonomian berpendapat deflasi disebabkan penurunan harga komoditas pangan, spesifiknya pada volatile food, dan harga BBM. Adapun komponen inti pada komoditas pangan masih mengalami inflasi.
“Kenaikan inflasi inti juga sejalan dengan tren peningkatan belanja masyarakat sebagaimana laporan Perkembangan Belanja Masyarakat Terkini oleh Bank Mandiri pada September 2024. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tetap memiliki daya beli yang kuat yang mendukung momentum pertumbuhan ekonomi,” ungkap Kemenko Perekonomian, dikutip Senin (7/10/2024).
Harga komoditas yang turun diantaranya terdiri dari cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam ras dan tomat. Berlangsungnya musim panen juga menjadi salah satu faktor penurunan harga.
Selain pangan, BBM yang mengalami penurunan harga antara lain Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Green 95, Pertamina Dex dan Dexlite.
“Capaian ini mencerminkan berbagai langkah yang diambil pemerintah diantaranya melalui optimalisasi operasi pasar murah, fasilitasi distribusi pangan, penyaluran bantuan pangan, pengembangan kios pangan dan kerjasama antar daerah telah berhasil dalam menjaga stabilitas harga, terutama komoditas pangan,” ungkap Kemenko Perekonomian.
Diketahui, Badan Pusat Statistik mencatat deflasi bulanan pada September 2024 tercatat mencapai 0,12% (month-to-month/mtm). Secara rinci, deflasi pada komponen volatile food mencapai 1,34% mtm dan komponen administered price mencapai 0,04% mtm.
Kendati begitu, komponen inti masih tercatat inflasi sebesar 0,16%. Inflasi inti didorong oleh kenaikan harga kopi bubuk sejalan dengan naiknya harga kopi dan kenaikan biaya perguruan tinggi pada tahun ajaran baru.
Cek berita dan artikel lainnya di sini