Meski Dikenai Tarif 19 Persen oleh AS, Indonesia Raup Komitmen Investasi Triliunan Rupiah

Penulis: Natalie Syaina


JAKARTA, HnG Insight – Meskipun sejumlah produk ekspor Indonesia dikenakan tarif impor hingga 19 persen oleh Amerika Serikat (AS), pemerintah memastikan bahwa langkah tersebut diimbangi dengan komitmen investasi besar dari sejumlah perusahaan ternama asal AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk menjaga stabilitas ekonomi, memperluas lapangan kerja, serta mempercepat transformasi digital dan pengembangan industri hijau di Indonesia.

“Amerika Serikat juga komit untuk investasi di Indonesia, seperti contohnya ExxonMobil, dia sedang berbicara dengan Indonesia untuk membangun carbon capture and storage [CCS],” jelas Airlangga, dikutip Jumat (25/7/2025).

Beberapa perusahaan besar asal AS disebut telah menyatakan kesiapannya untuk menanamkan modal di berbagai sektor strategis Indonesia. Di antaranya:

  • ExxonMobil dengan rencana investasi sebesar 10 miliar dolar AS untuk pembangunan fasilitas carbon capture and storage (CCS),
  • Oracle yang akan membangun pusat data senilai 6,5 miliar dolar AS di Batam,
  • Microsoft yang berinvestasi 1,7 miliar dolar AS untuk pengembangan infrastruktur cloud dan kecerdasan buatan (AI),
  • Amazon, yang menanamkan dana sebesar 5 miliar dolar AS untuk mendukung pengembangan cloud computing dan teknologi AI.

Tak hanya sektor teknologi dan energi bersih, sektor kesehatan juga mendapat perhatian. GE Healthcare berencana membangun fasilitas produksi CT scanner pertama di Indonesia dengan nilai investasi sekitar Rp178 miliar.

Airlangga menegaskan kerja sama ekonomi ini bertujuan menjaga keseimbangan neraca perdagangan serta memastikan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja tetap terjaga.

“Kalau tarifnya sampai 32 persen, itu artinya nyaris tidak ada perdagangan. Sama saja seperti embargo. Dampaknya bisa mengancam hingga satu juta tenaga kerja di sektor padat karya,” ujarnya.

Meski tarif impor 19 persen masih berlaku, angka ini lebih rendah dibanding ancaman sebelumnya sebesar 32 persen. Pemerintah menilai penurunan tersebut sebagai hasil diplomasi perdagangan yang efektif, sekaligus membuka ruang kerja sama strategis di berbagai bidang.

Airlangga juga menjelaskan bahwa skema kerja sama ini memberi peluang bagi Indonesia untuk tetap kompetitif di pasar AS. Keberadaan investasi di sektor digital, energi bersih, dan kesehatan dipandang sebagai strategi jangka panjang untuk memperkuat struktur industri nasional, mendorong inovasi, dan menciptakan nilai tambah di dalam negeri.

Cek berita dan artikel lainnya di sini 

You May Also Like